Apa Itu Startup / Start Up?
Startup adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perusahaan yang berfokus pada pengembangan produk atau layanan yang inovatif. Berikut dijelaskan bagaimana cara sukses bisnis start up yang bisa kamu lakukan sejak muda.
Biasanya dalam industri digital atau teknologi. Startup umumnya didirikan oleh sekelompok orang yang memiliki ide baru atau solusi unik untuk masalah tertentu. Ciri khas startup adalah fokus pada pertumbuhan yang cepat dan skalabilitas.
Cara Sukses Sebuah Perusahaan Start Up
Belantik, Ilmu Kuno Kunci Sukses
Semua yang ada di dunia ini sebenarnya tidak pernah berubah. Semua memiliki pola yang sama dan terus berulang-ulang. Iso dititeni, kalau kata orang Jawa. Yang berubah hanya kemasan. Pun demikian dengan bisnis.
Dari dulu tidak ada yang baru. Sebut saja startup—yang mereka katakan sebagai bisnisnya anak muda. Bisnis berbasis teknologi yang digadang-gadang menjadi solusi persoalan masyarakat karena mengutamakan ide-ide baru.
Apakah startup konsep bisnis baru? Tentu tidak. Sebut saja e-commerce besar yang saat ini ada di tanah air seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan semacamnya. Bisnis ini bukan hal baru di tanah air.
Mereka—yang disebut founder perusahaan startup—sebenarnya hanya mengadopsi ide bisnis yang sudah lama dilakukan sebagian besar masyarakat tanah air yang biasa disebut belantik. Sebuah konsep bisnis yang sudah sejak ada sejak jaman dulu dan masih lestari hingga sekarang.
Menurut KBBI, belantik adalah orang yang menjadi perantara jual-beli ternak seperti sapi, kambing, dan kerbau. Untuk perantara perdagangan nonternak, biasa disebut makelar. Sedangkan perantara perdagangan yang lebih modern biasa disebut agensi.
Startup adalah bentuk kemasan lain dari belantik dengan produk teknologi informasi. Hanya karena sebagian besar pelakunya diisi anak muda, mungkin istilahnya diperbarui agak kebarat-baratan.
Sekarang bisnis besar apa yang tidak menggunakan konsep belantik? Startup di bidang transportasi misalnya. Seperti Goto dan Grab pun sama. Perusahaan yang kini merajai sebagian besar pasar transportasi di Indonesia ini menggunakan konsep belantik.
Mereka yang mengklaim sebagai bisnis transportasi itu bahkan tidak punya kendaraan transportasi sendiri untuk menjalankan usahanya. Mirip belantik yang jualan sapi tapi bukan sapi miliknya sendiri.
Cara Sukses Bisnis Start up untuk Anak Muda
Startup yang paling dibutuhkan para travelers pun demikian. Seperti Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, RedDoorz, dan sejenisnya. Mereka adalah perusahaan yang mengakomodir wisatawan dengan menyediakan penginapan.
Tapi tidak satupun dari mereka memiliki bangunan hotelnya sendiri. Lagi-lagi, konsep belantik digunakan. Belantik adalah bukti ilmu kuno yang diciptakan orang terdahulu untuk bertahan hidup. Terbukti selama ribuan tahun, bisnis ini tetap berjalan
Hingga sekarang, ilmu belantikini masih terus eksis. Dan bahkan menjadi salah satu kunci sukses banyak pengusaha muda di Indonesia dan dunia. Bukti bahwa ilmu-ilmu yang diciptakan nenek moyang kita sejak dulu sebenarnya tidak pernah mati ditelan zaman. Semua ilmu tersebut masih digunakan, hanya kemasannya saja yang berbeda. Yang tergilas zaman hanya mereka yang tidak mau berubah mengikuti perkembangan dunia terbaru.
Banyak perusahaan atau bisnis mati bukan karena kompetitor. Melainkan karena mereka ketinggalan zaman dan tidak mau beradaptasi dengan lingkungan baru. Sebut saja perusahaan raksasa seperti Nokia. Di era 2000-an siapa yang tak pakai ponsel Nokia? Di balik brand besarnya, perusahaan asal Finlandia itu cukup disegani karena memimpin pasar ponsel hampir di seluruh dunia.
Tapi Nokia hancur seketika saat mereka menolak Android sebagai sistem operasi ponsel. Nokia masih kukuh bertahan dengan sistem operasi Symbian dan Java yang menjadi andalan mereka bertahun-tahun. Hingga akhirnya peluang perubahan zaman itu ditangkap oleh Samsung. Android menjadi salah satu bagian yang saat itu dekat dengan Samsung. Alhasil, sejak kemunculan Android, beriring pula masa senja Nokia.
Pada akhirnya, kini Nokia juga harus dipaksa mengikuti perubahan zaman. Kabar terbaru, mereka meluncurkan produk ponsel baru dengan sistem operasi Android. Bisa disimpulkan, Nokia akhirnya mengaku kalah dengan keadaan hingga menerima Android—sistem yang sempat mereka tolak—sebagai sistem operasi mereka.
Sekali lagi, kompetitor tidak akan berpengaruh banyak terhadap kehancuran sebuah usaha atau bisnis yang dirintis. Faktanya, banyak perusahaan bangkrut karena kesalahan internal sendiri. Mereka tidak mengikuti zaman. Tidak berinovasi. Terlalu sombong dengan kondisi yang saat ini dimiliki.
Padahal, ilmu belantik yang konon sudah ada sejak ribuan tahun lalu masih bisa menjadi salah satu kunci sukses berbisnis hingga sekarang karena mengikuti perkembangan zaman. Lantas, kenapa kita tidak?