Tantrum adalah momen yang umum terjadi dalam perkembangan anak-anak. Berikut cara mengatasi tantrum pada anak. Meskipun bisa menjadi sangat menantang, para orang tua dapat menghadapi itu dengan cara yang tenang dan efektif.
Tantrum merupakan cara anak-anak untuk mengungkapkan ketidakpuasan atau frustrasi mereka. Mereka melakukannya karena belum memiliki keterampilan berbicara yang cukup untuk mengekspresikan perasaan mereka. Artikel ini akan memberikan panduan tentang cara mengatasi anak yang sedang mengalami tantrum.
Cara mengatasi tantrum anak sebagai berikut
Saat anak Anda sedang tantrum, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah tetap tenang. Ini mungkin sulit, tetapi berteriak atau marah hanya akan memperburuk situasi. Berikut tips parenting selanjutnya yang bisa Anda ikuti jika anak tantrum.
Ingatlah bahwa anak Anda sedang mengalami emosi yang kuat dan tidak tahu bagaimana mengatasinya. Ini adalah momen yang stres bagi anak dan orang tua. Menjadi tenang dan sabar adalah langkah pertama dalam membantu mereka mengatasi tantrum.
Identifikasi Pemicu
Cobalah untuk mengidentifikasi pemicu tantrum anak Anda. Apakah mereka lapar, lelah, frustasi, atau merasa terlalu terbebani? Mengetahui pemicu tantrum dapat membantu Anda mengambil tindakan yang lebih tepat.
Misalnya, jika anak Anda lapar, berikan mereka camilan sehat. Jika mereka lelah, pertimbangkan untuk memberi mereka waktu istirahat.
Beri Pilihan
Memberikan pilihan kepada anak dapat membantu mereka merasa memiliki kendali atas situasi. Misalnya, Anda bisa bertanya, “Apakah kamu ingin memakai baju merah atau biru hari ini?” Alih-alih memerintah mereka untuk memakai baju tertentu.
Ini membantu anak merasa lebih diperlakukan sebagai individu yang memiliki keputusan. Ini akan membantu dia memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusannya.
Berikan Dukungan Emosional
Tantrum bisa terjadi saat anak merasa frustrasi atau cemas. Cobalah untuk memberikan dukungan emosional dengan mendekati mereka dengan lembut.
Mengusap punggung mereka, dan berbicara dengan suara yang tenang. Kata-kata seperti “Aku tahu kamu marah/frustasi” bisa membantu mereka merasa didengarkan.
Batasan yang Jelas
Anak perlu tahu batasan yang ada. Jelaskan dengan jelas apa yang dapat mereka lakukan dan apa yang tidak dapat mereka lakukan. Pastikan aturan tersebut konsisten dan tidak ada perubahan yang tiba-tiba.
Jangan Memanjakan
Hindari memberikan hadiah atau memanjakan anak setelah tantrum selesai. Ini bisa mengajari mereka bahwa tantrum adalah cara yang efektif untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Selain itu, memanjakan anak setelah tantrum juga bisa memperburuk perilaku tantrum di masa mendatang.
Ajarkan Keterampilan Berbicara
Anak mungkin mengalami tantrum karena mereka belum memiliki keterampilan berbicara yang cukup untuk mengungkapkan perasaan mereka. Bantu mereka dengan mengajari kata-kata yang tepat untuk perasaan mereka. Misalnya, Anda bisa mengatakan, “Jika kamu marah, katakanlah ‘Saya marah’ daripada berteriak.”
Berbicaralah Setelah Tantrum
Setelah anak tenang, bicarakan dengan mereka tentang apa yang terjadi. Ajak mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata dan bicarakan cara yang lebih baik untuk mengelola emosi di masa depan. Ini adalah kesempatan untuk belajar bersama.
Bertahan dengan Konsistensi
Penting untuk konsisten dalam aturan dan disiplin. Jika Anda dan pasangan memiliki aturan yang berbeda, cobalah untuk berbicara dan membuat kesepakatan bersama agar anak tidak bingung. Ajari anak untuk disiplin secara perlahan.
Pertimbangkan untuk Cari Bantuan Profesional
Jika tantrum anak terus berlanjut dan menjadi masalah yang serius, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional seperti seorang psikolog anak atau konselor. Mereka dapat memberikan panduan yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan anak Anda.
Kesimpulan
Ingatlah bahwa tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak-anak, karena sebagian besar anak akan tumbuh dari fase ini seiring berjalannya waktu. Dengan kesabaran, pemahaman, dan pendekatan yang tepat.
Anda dapat membantu anak Anda mengatasi tantrum dan belajar cara mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Yang terpenting, tetaplah menjadi orang tua yang mendukung dan penuh dengan kasih.